oleh

Perlu Perhatian Serius, Ini Pernyataan Pengrajin Bordir Manual di Cianjur

-RAGAM-206 views

CIANJUR – Program bantuan dikucurkan pemerintah melalui dinas terkait, untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Cianjur tidak tepat sasaran.

Seperti halnya, dikeluhkan para pengrajin bordir (mesin manual). Bantuan disalurkan tersebut, menurutnya, mayoritas tidak sesuai kepada yang berhak sebagai penerima manfaat (bukan orang ahlinya).

“Bukan cemburu sosial, tapi ini hanya kritik membangun saja. Selama ini, para pengrajin bordir manual dan pedagang lainnya kurang perhatian,” bilangnya, Minggu (11/10/2020).

Ia menyambungkan, para pengrajin bordir manual berharap, kedepan minta dan sangat mendambakan program bantuan. Artinya bisa dirangkul oleh Pemerintah Daerah (Pemkab) Cianjur melalui dinas.

“Yaitu mengenai program bantuan selama ini digembor-gemborkan pemerintah,” harap Yusuf.

Ia mengerti dan paham, karena pernah jadi instruktur di bidang bordir. Ternyata yang ngambil itu orang-orang salon, bukan ahlinya bidang bordir.

“Jujur saja dan perlu diakui, itu anggaran bantuan bukan sedikit ratusan juta. Sangat disayangkan kenapa dikasihkan kepada orang bukan ahlinya,” ujar Yusuf.

Saat ini, yang masih tersisa pengrajin bordir menggunakan mesin manual diantaranya di jajaran Ruko, Jalan Moch Ali, Kelurahan Solokpandan. Kemudian, di Ramayana, Jalan Dr Muardi, Kelurahan Muka, Kecamatan Cianjur.

“Ya, hingga saat ini. Alhamdulillah masih bisa bertahan secara bertahap, setidaknya ada saja milik rejeki,” aku Yusuf.

Perkembangannya pindah di Jalan Moch Ali (Wisma Karya) mulai sekitar tahun 2012 hingga sekarang sedikit-sedikit lumayan ada pening atau perkembangan.

Bila bicara soal usaha bordir manual, menurut Yusuf, itu sebetulnya kalau dari spekulasi perlu kecerdasan. Diantaranya ketelitian, pikiran fokus dan bisa menyesuaikan gambar atau logo dipesan bisa mirip sama.

“Saat ini bila ada pesanan mengerjakan (produksi) satuan diterima, apalagi pesanan banyak selalu siap mengutamakan kualitas dan kuantitas hasilnya” bilangnya.

Ia menambahkan, meskipun masih menggunakan mesin manual, bisa bersaing dengan komputer (mesin canggih) saat ini. Karena itu lebih kuat, sebetulnya dari segi sisi bordirnya lebih padat. Sementara, pakai tangan bisa bersaing dengan sistem komputer.

“Tapi memang dari kerapian yang namanya juga komputer kang? Meskipun begitu, omset saat ini rata-rata per hari sekitar Rp300 ribu hingga Rp500 ribu. Kalau lagi ramai pesanan,” pungkasnya.(Die)

pasang iklan anda

Komentar

Berita populer