oleh

Survei INDOMETER : PSI Alami Kenaikan, Prabowo dan PDIP Kokoh di Puncak

-POLITIK-167 views

CIANJUR, InfoSembilan.com – Kurun waktu lima bulan terakhir, ditanda pandemi COVID-19, melanda dunia, tak terkecuali Indonesia.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei INDOMETER Leonard SB menjelaskan, selain dampak terhadap kesehatan masyarakat dan sosial juga ekonomi, pandemi juga turut mempengaruhi peta dukungan terhadap kandidat dan partai politik.

Leo memaparkan, temuan survei INDOMETER menunjukkan Prabowo Subianto masih kokoh berada di puncak elektabilitas di antara tokoh yang berpeluang menjadi calon presiden, pada 2024 mendatang.

“Dibandingkan dengan survei pada Februari 2020, Prabowo tetap unggul meskipun menurun,” katanya, saat press release di Jakarta, Senin (27/7/2020).

Lembaga Survei Indometer menilai, demikian pula dengan PDIP, tetap meraih elektabilitas tertinggi, di tengah kecenderungan menurunnya elektabilitas semua partai politik. Hanya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mengalami trend kenaikan selama berkecamuknya pandemi COVID-19.

“Prabowo dan PDIP masih kokoh di puncak elektabilitas,” beber Leo SB, sementara, masih lanjutnya, hampir semua parpol turun elektabilitasnya, hanya PSI yang mengalami kenaikan.

Elektabilitas Prabowo bertengger di angka 17,6 persen atau turun dari sebelumnya 23,1 persen. Perubahan signifikan dialami tokoh-tokoh berlatar belakang kepala daerah, di mana sejumlah tokoh mengalami kenaikan dan menggeser posisi tokoh-tokoh lainnya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengalami kenaikan pesat. Dan, Ganjar kini berada di urutan kedua, menggantikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang semula membayangi Prabowo.

Elektabilitas Ganjar naik dari sebelumnya 9,7 persen menjadi 15,4 persen. Sementara itu Kang Emil melesat dua kali lipat dari 5,2 persen menjadi 11,3 persen. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga naik dari 2,3 persen menjadi 4,1 persen.

Diantara tokoh berlatar belakang kepala daerah yang mengalami penurunan elektabilitas adalah Anies yang anjlok dari 14,8 persen menjadi 10,1 persen, Selain itu ada walikota Surabaya Tri Rismaharini yang turun dari 4,5 persen menjadi 2,9 persen.

Menurut Leonard, pandemi COVID-19 memberikan lonjakan dukungan bagi sejumlah gubernur yang merupakan pemegang kebijakan di tingkat daerah. Tokoh-tokoh yang lebih mapan seperti Anies dan Risma pun kini seolah mendapat penantang baru dalam kontestasi elektoral.

Selebihnya, terang dia menilai, diisi tokoh-tokoh nasional baik yang memegang jabatan di pemerintahan maupun tidak. Sebut saja Menteri BUMN Erick Thohir (3,2 persen/1,8 persen), Menko Polhukam Mahfud (1,8 persen/1,4 persen), dan ketua DPR Puan Maharani (1,4 persen/1,2 persen).

Tokoh nasional lainnya adalah Sandiaga Uno, ungkap Leo, yang merupakan mantan cawapres Prabowo (10,3 persen/8,8 persen) dan ketua umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (3,8 persen/3,3 persen). Sisanya hanya kurang dari 1 persen, dari total seluruhnya ada 20 nama tokoh.

Hal senada, masih kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei INDOMETER Leonard SB, diantaranya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan ketua umum Golkar (1,0 persen/0,2 persen) dan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo (1,1 persen/0,4 persen). Selebihnya menyatakan tidak tahu/tidak menjawab (15,2 persen/17,3 persen).

Sementara itu, sambunganya, elektabilitas PDIP mencapai 26,8 persen, turun dari sebelumnya 30,1 persen. Selama pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak awal Maret 2020, elektabilitas partai politik mengalami penurunan.

Tercatat, masih menurut dia, hanya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang naik elektabilitasnya dibandingkan survei sebelumnya pada Februari 2020.

“Ketika parpol lainnya turun elektabilitasnya saat pandemi, hanya PSI yang mengalami kenaikan dari 2,1 persen menjadi 4,4 persen,” ujar Leonard.

Meskipun tidak lolos ke Senayan, ungkap Leo, tetapi wakil-wakil PSI di DPRD aktif mendorong kebijakan untuk mengatasi pandemi dan dampak sosialnya. Demikian pula di tingkat basis, kader-kader PSI diketahui terus bergerak memberikan bantuan sosial dan pendampingan.

“Posisi tiga besar setelah PDIP masih diduduki oleh Gerindra dan Golkar. Elektabilitas Gerindra melemah dari 14,7 persen menjadi 14,1 persen, sedangkan Golkar merosot dari 9,9 persen menjadi 8,1 persen,” jelas Leo.

Terakhir, Leo SB menambahkan, selain PSI, parpol-parpol papan tengah seluruhnya juga turun elektabilitasnya, yaitu PKB (5,5 persen/5,4 persen), PKS (5,3/4,9 persen), Nasdem (4,6 persen/4,2 persen), Demokrat (4,7 persen/3,9 persen), PAN (2,6 persen/2,3 persen), dan PPP (2,8 persen/2,1 persen).

Sambunganya, parpol-parpol papan bawah adalah Partai Perindo (1,2 persen/0,7 persen), Berkarya (0,3 persen/0,4 persen), Hanura (0,7 persen/0,3 persen), PKPI (0,3 persen/0,1 persen), PBB (0,2 persen/0 persen), dan Garuda (0,1 persen/0 persen). Sisanya tidak tahu/tidak menjawab (14,9 persen/22,2 persen).

Masih katanya, survei INDOMETER dilakukan pada 11 hingga 20 Juli 2020, melalui sambungan telepon kepada 1.200 responden dari seluruh provinsi yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2019.

“Margin of error sebesar 2,98 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen,” tandasnya.(Red)

pasang iklan anda

Komentar

Berita populer